Sejarah Awal sumenep

 Asal usul nenek moyang

pada kurun waktu antara tahun 4000-2000 SM. pola kehidupan manusia berpindah-pindah demi memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup dan semakin pesatnya perkembangan kebudayaan sehingga semakin memperluas wilayah kekuasaan menuju kearah selatan.

perpindahan ini menjadi cikal bakal bangsa-bangsa protomelayu yang pada waktu itu bermukim di wilayah burma,siam dan indo china  dan bangsa-bangsa ini menyebar ke berbagai daerah dengan mencari kehidupan yang lebih baik proses perpindahan ini secara bertahap mereka menyeberangi laut hingga mencapai kepulauan nusantara  dengan membawa tradisi dan kebudayaan mereka karena dalam proses perpindahan mereka tidak bersama-sama maka ketika mencapai kepulauan nusantara tempat kediaman mereka berbeda-beda meski awalnya mereka adalah serumpun bangsa yang sama akibat dari  perbedaan letak geografis dari pulau yang mereka diami menyebabkan dialek yang berbeda namun diantara perbedaan yang terbentuk masih dapat disaksikan oleh adanya persamaan yang mendasar diantara mereka 

salah satu kelompok kecil yang berpindah dengan mengarungi laut itu terdampar di pulau kecil yang terletak di ujung pulau jawa. para pendatang itu kemudian menetap disana dan menjadi nenek moyang bangsa madura. seperti bangsa piah , campah dan burma hal ini terbukti dari bahasa mereka kata Apai menjadi kata Apoi dan kata isri adalah Bine dan mengatakan Ella dengan arti jangan setelah menetap di daerah madura mereka beranak pinak membuat keturunan mereka menjadi banyak kemudian menyebar ke pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Madura seperti pulau Sepudi, Raas, Masalembu, Bawean dan kepulauan Kangean serta pulau-pulau kecil di sekitar Madura mereka menetap dalam kelompok yang di tentukan oleh kesuburan tanah dan daya dukung ekologi setempat. 

keragaman kelompok itu kemuudian memunculkan dialek setempat dari ujung barat hingga ujung timur yaitu Bangkalan,Sampang , Pamekasan dan Sumenep sendiri bahkan sampai ke pulau kangean perkembangan peradaban orang madura mengalami kemajuan seperti halnya yang dialami oleh penduduk lain di kepulauan nusantara mereka mampu menguasai pengolahan biji logam yang digunakan sebagai alat-alat pertanian seperti pacul, linggis, clurit dan kampak 

perkembangan dalam teknologi pertanian yang ada di pulau Madura disesuaikan dengan keadaan geografis yang ada pada pulau tersebut yang memiliki musim kemarau yang cukup panjang tanaman yang dibudidayakan terbatas pada sejenis ubi-ubian diantaranya gadung, suweg dan juga pisang sedangkan untuk biji-bijian yang di budidayakan adalah tanaman jagung dan kacang-kacangan 

kebanyakan masyarakat madura membangun rumahnya menghadap ke arah selatan hal ini dikarenakan sebagai pengingat bahwa nenek moyang mereka datang dari arah utara menuju ke arah selatan dan dalam proses perpindahan tersebut melalui jalur laut oleh karena itu orientasi laut secara keseluruhan adalah simbol keselamatan dan masa depan hal ini di beri istilah oleh masyarakat madura dengan Ka Lao' artinya ke arah selatan sehingga kelompok rumah masyarakat madura dalam satu keluarga terkenal dengan istilah Tanean Lanjang

Komentar